HorasSumutNews.com - Berita Terkini Terbaru Hari Ini - Peneliti Lingkaran Survey Indonesia Aji Alfarabi, menganjurkan agar Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta, diisi dengan kampanye kritis. Yaitu mengeksploitasi sisi kekurangan pasangan calon, baik dari sisi sikap maupun kebijakan. Hal itu agar pemilih mempunyai gambaran objektif terhadap pasangan calon.
"Penting membudayakan kampanye lebih kritis di DKI. Agar tidak hanya pencitraan saja yang muncul di pemilih," kata Aji dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu 12 November 2016.
Menurut dia, mengkritik kelemahan pasangan calon lain merupakan hal yang biasa. Selama hal itu adalah sebuah fakta. Biasanya, menurut Aji, kampanye-kampanye kritis berakhir dengan anarki jika dilakukan di daerah.
Sementara di Pilkada DKI Jakarta yang pemilihnya lebih rasional, diharapkan dapat menjadi contoh kampanye yang modern. "Pemilih DKI lebih rasional. Sosial media cukup aktif membuat ini. Kampanye kritis harus dicoba di DKI Jakarta," katanya.
Selain itu, Pilkada DKI Jakarta disebut sangat dinamis. Karena setiap pasangan calon hampir sama kuatnya. Tiga pasangan calon yang akan berlaga mempunyai peluang yang sama baik dari sisi kualitas maupun kapabilitas.
"Ketiganya mempunyai data tarik yang kurang lebih sama. Ini membuat Pilkada DKI menjadi dinamis," kata dia.