PERAWANGPOS -- Peristiwa kedatangan Djarot Syaiful Hidayat, calon Wakil Gubernur DKI, ke acara peringatan ke-51 Supersemar dan haul mantan Presiden Indonesia Soeharto yang digelar di Masjid Agung At Tin, 11 Maret yang lalu, yang kemudian diusir oleh jemaah, walau akhirnya bisa masuk, bagi Hendri Satrio, Pakar Komunikasi Politik Paramadina, itu merupakan gambaran kepanikan dari Djarot karena ditinggal pemilih muslim.
"Ini menarik. Bila Djarot mencoba merapat, bisa jadi karena dukungan umat Islam sangat dibutuhkan oleh mereka," ungkap Hendri, Senin (13/3).
"Itu sebuah kepanikan menurut saya, karena kan pastinya Ahok tidak bisa mendapat dukungan Islam. Jadi peran itu diambil oleh Djarot," pamungkas Hendri.
Kekhawatiran paslon Ahok Djarot bisa dimaklumi, karena melihat dari sejumlah survey, tren nya memprediksi kekalahan Ahok Djarot. Dan resistensi penolakan dari umat Islam bukan makin kendur, malah menguat.
Kampanye negatif yang ditujukan kepada pasangan calon Anies - Sandi, termasuk dengan kasus yang diada-adakan, membuktikan bahwa analisis kepanikan Ahok mendekati kebenaran.
Tak cuma itu, tim Ahok-Djarot juga semakin masif menyebarkan berita hoax. Sebelumnya soal ijazah murid yang ditahan karena orangtuanya memilih Ahok yang ternyata sama sekali tidak benar. Dan terakhir, kabar jenazah Hindun yang tidak disholatkan karena mendukung Ahok yang ternyata juga dusta atau hoax.
Sumber : Muslimina