Dikatakan Mukhsin, sesuai perencanaan, DD tahun ini dialokasikan untuk menyelesaikan penaludan dan rabat jalan di 19 kekadusan. Sedangkan ADD lebih banyak terserap untuk belanja pengawai, yang jumlahnya mencapai Rp 386 juta lebih. Sebagian lagi untuk program penyelenggaraan keamanan yang menghabiskan dana Rp 60 juta lebih. Untuk menjamin kwalitas pengerjaan proyek, pengawasan dilakukan secara maksimal yakni dengan melibatkan warga dan seluruh perangkat desa. Pembangunan berbagai fasilitas umum tidak lain untuk memudahkan warga dalam beraktifitas dan mengangkat tingkat perekonomian warga.
Selain membangun sarana publik, salah satu upaya yang udah dilakukan dalam meningkatkan perekonomian adalah dengan memaksimalkan potensi desa. Salah satu potensi di Desa Kelebuh yang cukup menonjol dan menjanjikan adalah produksi susu kambing etawa. Dengan populasi ternak yang sangat banyak saat ini, kedepan Desa Kelebuh dicanangkan menjadi sentral produksi susu kambing etawa. Namun semua itu tidak semudah membalikan telapak tangan. Para peternak harus mendapatkan pembinaan terlebih dahulu. Baik cara memerah, mengolah sampai dengan pemasaran produksi. Belum lagi penyiapan sarana pendukung usaha itu sendiri. Semua itu sudah direncanakan dengan matang oleh pemerintah desa.
Untuk pembinaan, pemerintah desa akan bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Sementara pemasaran akan dilakukan melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang siap menampung dan membantu proses pemasaran hasil produk warga. Selain itu, keberadaan usaha seperti warung-warung kecil dan perbengkelan, juga akan diperhatikan melalui bantuan modal. "Kami sedang upayakan pengusaha kecil dapat bantuan modal. Kalaupun pinjaman, tentu dengan bunga rendah," jelasnya. Pihaknya pun berjanji akan terus melakukan hal terbaik bagi kepentingan wrganya. Karena bagaimanapun juga lanjut Mukhsin, sebagai pelayan masyarakat, sudah menajdi kewajiban bagi dirinya untuk memberikan pengabdian terbaik bagi warganya, demi Desa Kelebuh yang lebih maju. |wis