Sabtu 17 Juni 2017
KAJIAN ONLINE RAMADHAN, Sebelum memasuki hari kemenangan, hari yang fitri, hari yang suci, bahkan Allah hapuskan semua dosa-dosa kita hingga layaknya bayi yang baru saja lahir. Tak ada salahnya sejenak untuk kita merenung mengenai suatu hal. Ya, hal yang secara sadar kita melakukannya, bahkan bisa jadi menjadi kebiasaan kita.
Membahas tentang marah, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda: "Engkau jangan marah. Engkau jangan marah. Engkau jangan marah." [HR. Bukhari: 6116]. Dalam syarah hadits ini, Rasulullah menasehati seorang sahabat yang bernama Jariyah bin Qudamah. Jika ditinjau dari ilmu hadits, ketika Rasulullah menasehati umatnya dan mengulang kata yang sama sebanyak 3 kali, maka hal itu merupakan hal sangat penting dan jika tidak dilaksanakan akan menimbulkan banyak kerusakan serta kemungkaran.
Sebenarnya, apakah pengertian marah itu? Marah adalah bara yang dilemparkan setan ke dalam hati anak Adam sehingga ia mudah emosi, dadanya membara, urat sarafnya menegang, wajahnya memerah, dan terkadang ungkapan dan tindakannya tidak masuk akal. Sifat marah sama layaknya fitrah lain yang Allah berikan kepada manusia. Hanya saja fitrah ini harus diatur dengan bijaksana.
[Marah Yang Diperbolehkan]
Al-Hafizh Ibnu Hajar al-�Asq�lani berkata, �Adapun hakikat marah tidaklah dilarang karena merupakan perkara tabi�at yang tidak bisa hilang dari perilaku kebiasaan manusia.�. Jadi jika kita sedang marah, maka itu tidak dihukumi sesuatu. Namun dalam hal ini memiliki perbedaan marah yang Islam ajarkan, dan marah yang Islam larang.
Islam memperbolehkan marah apabila ada kemungkaran di muka bumi, menghina syariat Allah, dan menginjak harga diri Islam. Dalam hal ini, Allah pun berfirman: "Dan Dia mengadzab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat adzab yang buruk, dan Allah murka kepada mereka dan mengutuk mereka" [QS. Al-Fath: 6]. Jadi itulah marah yang diperbolehkan, marah untuk memerangi kemungkaran, marah untuk menentang kebathilan.
Sedangkan marah yang dilarang adalah marah dengan umpatan, marah dengan cacian, marah dengan hinaan, marah hingga merugikan harta (membanting barang), itu merupakan marah dari bisikan setan. Dalam hal ini Rasulullah melarangan marah karena marah ini mengikuti emosi dan hawa nafsu yang pengaruhnya membawa kepada kehancuran dan kebinasaan. Bahkan Ja�far bin Muhammad berkomentar tentang marah yang satu ini: "Marah adalah pintu segala kejelekan".
[Pekanya Perasaan di Malam Hari]
"Dalam penelitian yang dilakukan oleh banyak studi psikologi, pada saat menjelang matahari terbenam hingga menjelang terbitnya matahari, disitulah letak paling peka perasaan seorang manusia." (Ucha Merendar Putri, B.Med.Sc). Maka tak heran jika kita sering melihat orang gampang sedih, gampang marah, gampang tertawa pada waktu malam hari.
Mengenai hal ini, ada beberapa alasan mengapa pada malam hari perasaan menjadi sangat peka hingga menyebabkan mudah marah dalam hal ini: Pertama, kurangnya sinat matahari --- menjelang matahari terbenam, cahaya akan semakin redup dan bayangan pun bertambah, mengakibatkan gangguan persepsi pada dan menyebabkan kebingungan dan rasa cemas yang berlebihan. Kedua, perubahan ritme sikardian --- tidur terlalu dini di malam hari serta tidak banyak aktivitas menjadi keseimbangan ritme sikardian antara siang dan malam mengalami perbedaan. Jika ritme ini tidak seimbang, maka akan menyebabkan orang mudah marah dan sedih pada malam hari. Ketiga, obat-obatan dan pengawet --- terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang memiliki pengawet dan serta obat-obatan walau pun dalam upaya sebagai suplemen dan menambah stamina, akan menyebabkan seseorang terkena sundowner�s syndrome. Hal ini dikarenakan efek samping dan bahan kimia yang tidak dinetralisir kinerjanya karena tidak adanya sinar matahari di malam hari.
[Berlindung dari Amarah]
Rasulullah memiliki tips bagaimana menghindari sifat marah, dalam sabdanya: "Jika salah seorang dari kalian marah maka hendaknya dia diam, jika dalam keadaan berdiri hendaklah dia duduk, kau belum hilang hendaklah dia berbaring, kalu belum hilang hendaklah dia berwudhu dan sholat 2 rakaat" [HR. Bukhari: 245].
Tips menghindari marah ala Rasulullah ini sangat efektif. Karena jika seseorang marah, ia akan cenderung menghina, mengumpat, dan mencaci maka alangkah baiknya diam. Seseorang yang marah juga akan cenderung memukul, melempar bahkan menendang, oleh karenanya alangkah baiknya duduk. Saat duduk pun terkadang masih saja ada amarah, dalam ilmu psikologi keadaan duduk merupakan keadaan setengah netal karena sebagian berada di posisi horizontal, sebagian di posisi vertikal, maka akan masih sulit mengurangi amarah saat posisi duduk. Dan berbaring adalah posisi paling nyaman untuk meredam amarah, namun alangkah baiknya mengambil wudhu supaya bara api yang setan lemparkan hingga membuat kita marah segera padam. Dan mengingat Allah dengan sholat dua rakaat adalah paling utama untuk meredam amarah.
Sekali lagi, marah merupakan fitrah dari Allah namun apakah kita marah karena dan dengan cara yang salah atau marah karena dan dengan cara yang Islam ajarkan itu tergantung diri kita sendiri. Semoga di bulan Ramadhan ini kita mampu untuk bermetamorfosis menjadi pribadi yang lebih baik, dan esok menyambut hari kemenangan dan membuang segala bentuk kenegatifan dalam diri kita dan mengisinya dengan hal-hal yang positif
Kajian Online Ramadhan 2017
Oleh : Ustadz Luqman Abdurrahman S., M.Pd.I
Website : kumpulandoa-id.com
Bio Penulis :
Nama : Luqman Abdurrahman Shaleh
TTL : Kab. Gunung Kidul, 02 Januari 1994
Alamat : Jl. Mastrip Gg. Manggis No. 4 Kota
Probolinggo 67239
No. HP : 082338852322
Facebook : fb.com/luqi.abd