Puskesmas Tongas Masuk Nominasi TOP 40 Inovasi Terbaik Nasional

Penulis : Dimaz Akbar
Sabtu 17 Juni 2017



PROBOLINGGO,KraksaanOnline.com - Inovasi Pelayanan Publik Puskesmas Tongas berupa Ngrumpi Sehat Berkarya Bersama Saudaraku Terpilih Dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2017 yang diselenggarakan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen-PAN dan RB) RI.

Ngrumpi Sehat Berkarya Bersama Saudaraku ini dinilai sebagai inovasi pelayanan publik yang mampu mempercepat proses penyembuhan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Selain itu juga bisa memberikan kesibukan dan bekal ketrampilan agar tidak kembali lagi mengidap ODGJ.

Setelah tahap Top 99, inovasi pelayanan publik ini diikutkan dalam seleksi pemilihan Top 40 inovasi terbaik nasional. Rabu (14/6/2017) siang, 2 (dua) orang Tim Kemen-PAN dan RB RI berkunjung ke Puskemas Tongas untuk melakukan penilaian.

Tim yang terdiri dari Wawan Sobary dan Weki ini diterima oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo Asyari di ruang pertemuan Puskesmas Tongas. Turut mendampingi Kabag Organisasi M. Heru Santoso, Camat Tongas Sugeng Wiyanto dan Forkopimka, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Tongas Rina Damayanti, Ketua Forum Kecamatan Tongas Sehat Sumaryadi serta Kepala Puskesmas Tongas dr. Ria Tjahjandani dan jajarannya.

Dalam sambutannya Plt Sekda Kabupaten Probolinggo Asyari menyampaikan bahwa selama ini Kabupaten Probolinggo sudah melaksanakan apa yang sudah diperintahkan Kemen-PAN dan RB RI untuk bisa menumbuhkan komitmen para perangkat dareah untuk menumbuhkan inovasi. 

"Tidak hanya sekarang, tapi sudah banyak beberapa inovasi yang diciptakan oleh puskesmas. Bahkan kita juga sudah melakukan lomba antar perangkat daerah tentang inovasi," katanya.

Menurut Asyari, sebagaimana Puskesmas Tongas sudah masuk TOP 99 inovasi terbaik dan mendapatkan penghargaan dari Men-PAN dan RB RI di Kabupaten Gresik pertengahan Mei lalu. Tidak hanya sampai disitu, saat ini Puskesmas Tongas berupaya masuk ke TOP 40 inovasi terbaik nasional.

"Intinya kami komitmen meningkatkan pelayanan yang berdampak kepada masyarakat. Apalagi disini sudah pelayanan kesehatan jiwa. Tapi yang ditonjolkan disini adalah penanganan pasca sembuh dari gangguan jiwa. Tidak hanya petugas, tetapi juga kepedulian masyarakat dan keluarga sehingga mereka yang sakit bisa produktif," jelasnya.

Sementaran Kepala Puskesmas Tongas dr. Ria Tjahjandani mengatakan bahwa di wilayah Kecamatan Tongas, pada tahun 2016 ada sebanyak 84 penderita ODGJ, 6 diantaranya bahkan dipasung. 

"Keluarga dari para penderita ODGJ ini banyak yang menganggap bahwa gangguan jiwa itu disebabkan oleh hal-hal mistis sehingga para penderita ODGJ dibawa ke dukun bukannya ke puskesmas. Selain itu banyak keluarga yang malu untuk melaporkan bahwa salah satu anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa, sehingga banyak yang lebih memilih untuk memasung si penderita," ungkapnya.

Menurut Ria, para ODGJ bertahap-tahap mulai sembuh dan sudah tidak dipasung lagi. Mereka kemudian dibawa ke pondok hati bahagia untuk diberikan pembelajaran keterampilan dan kegiatan lainnya. Di pondok ini pula, dilakukan pemeriksaan rutin sehingga pasien tidak perlu datang jauh-jauh ke puskesmas. Saat ini sudah berdiri 8 pondok di setiap desa di wilayah Kecamatan Tongas. 

"Para kader diberikan pemahaman tentang pengidentifikasian ODGJ dan cara penanganannya. Dilakukan juga kunjungan bersama para kader dan petugas kesehatan ke rumah penderita ODGJ serta menunjuk salah satu anggota keluarga penderita untuk menjadi PMO bagi penderita tersebut," jelasnya.

Kemudian setelah ada salah satu ODGJ yang berhasil disembuhkan jelas Ria, keluarga mantan penderita ODGJ ini menyampaikan dengan ngrumpi ke masyarakat bahwa ternyata dengan pengobatan rutin ODGJ bisa disembuhkan. Sehingga, masyarakat yang memiliki anggota keluarga penderita gangguan jiwa terdorong untuk mengikuti upaya tersebut. Dari sinilah budaya gethok tular tersebut muncul. Kegiatan ngrumpi ini pun biasa dilakukan oleh masyarakat saat berbelanja di pedagang sayur, saat tahlilan, dan sebagainya.

"Keberadaan para ODGJ ini terkadang juga meresahkan masyarakat, sehingga melalui forum rapat lintas sektor dibahas permasalahan ini serta didiskusikan alternatif solusinya yang kemudian disimpulkan bahwa penanganan ODGJ tidak hanya dilakukan tenaga kesehatan tetapi harus melibatkan masyarakat yang diwujudkan dalam forum paguyuban Pondok Hati Bahagia," terangnya.

Ria menegaskan bahwa kini para penderita ODGJ sudah sembuh dan dapat bersosialisasi dengan masyarakat. Selain itu mereka kini dapat hidup mandiri, berkarya dan membantu perekonomian keluarganya. Dan saat ini di wilayah Puskesmas Tongas sudah bebas pasung 100 persen.

"Para ODGJ bertahap-tahap mulai sembuh dan sudah tidak dipasung lagi. Mereka kemudian dibawa ke pondok hati bahagia untuk diberikan pembelajaran keterampilan dan kegiatan lainnya. Di pondok ini pula, dilakukan pemeriksaan rutin sehingga pasien tidak perlu datang jauh-jauh ke puskesmas," pungkasnya.

Sedangkan Wawan Sobary dari Kemen-PAN dan RB RI menyampaikan apresiasi terhadap inovasi yang dilakukan oleh Puskesmas Tongas. Apalagi dalam inovasi ini, pelayanan itu tidak difokuskan kepada rumah sakit tetapi puskesmas dan masyarakat.

"Kami mengharapkan bagaimana keberlangsungan dan tindak lanjut yang dilakukan Pemkab Probolinggo agar inovasi ini bisa berjalan secara maksimal. Karena harapannya tentunya para ODGJ ini bisa sembuh dan bisa bergaul dengan masyarakat," katanya.

Selanjutnya Tim Kemen-PAN dan RB RI ini melakukan kunjungan ke Desa Curah Dringu dan Semendi Kecamatan Tongas untuk melihat dari dekat proses pelayanan terkait masyarakat yang mengalami gangguan jiwa melalui program Ngrumpi Sehat Berkarya Bersama Saudaraku. (maz)

Editor : Riska
Tag #puskesmastongas

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :